Coca‑Cola Luncurkan Plastic Reborn 2.0

16-01-2019

Lorem Ipsum

LASTIC REBORN 2.0 Kolaborasi untuk membangun Ekosistem Pengelolaan Sampah Plastik Botol yang Lebih Baik

  

Jakarta, 17 Juli 2019 – Dalam mewujudkan World Without Waste, Coca‑Cola bersama para mitra terus berupaya untuk membantu mencari solusi terkait dengan permasalahan kemasan plastik. Melalui tiga pilarnya, yakni Design-Collect-Partner, Coca‑Cola memiliki komitmen untuk mendukung upaya pengumpulan dan mendaur ulang setiap botol plastik yang terjual dan dikonsumsi oleh masyarakat di tahun 2030.

Claudia Lorenzo, President ASEAN Business Unit The Coca‑Cola Company dalam sambutannya mengungkapkan: “The Coca-cola Company memiliki komitmen yang kuat mewujudkan visi World Without Waste melalui tiga pilar yaitu Design, Collect & Partner. Ini adalah strategi untuk membangun ekosistem circular economy, salah satunya di Indonesia. Contohnya di Mexico, kerjasama dengan berbagai stakeholder, salah satunya The Coca‑Cola Company, berhasil mendorong daur ulang kemasan hingga 74%. Kami meyakini bahwa target World Without Waste di tahun 2030 dapat tercapai dengan baik.”

Di Indonesia, Coca‑Cola menerapkan visi World Without Waste melalui inisiatif PLASTIC REBORN yang akan menjadi payung dalam berbagai inisiatif keberlanjutan dalam penanganan sampah plastik. Melalui PLASTIC REBORN 1.0, Coca‑Cola telah berhasil mengedukasi lebih dari 4,300 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Disamping itu, Coca‑Cola juga memfasilitasi pengumpulan botol kemasan plastik minuman di lebih dari 100 titik sekolah & Universitas di kawasan Jakarta dan Bekasi, untuk kemudian dikelola dan diproses menjadi tas serbaguna bernilai komersial yang diharapkan dapat turut mendorong terciptanya praktik pengelolaan sampah terintegrasi dan berkelanjutan melalui pendekatan Recyling–Upcyling yang diintegrasikan dengan pendekatan circular economy.

Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan dari Coca‑Cola, hari ini Coca‑Cola Foundation Indonesia (CCFI) bersama Ancora Foundation meluncurkan“PLASTIC REBORN 2.0” – sebuah lanjutan dari program kolaborasi yang mendorong terbangunnya ekosistem circular economy termasuk terbentuknya “market place” yang lebih efisien untuk sistem persampahan dan daur ulang di Indonesia.

Triyono Prijosoesilo, Public Affairs and Communications Director Coca‑Cola Indonesia pada acara peluncuran program PLASTIC REBORN 2.0 hari ini menjelaskan: “Melalui ‘PLASTIC REBORN 1.0’, kami mempelajari bahwa dasar pengelolaan sampah yang berkelanjutan adalah pengumpulan limbah kemasan (waste collection) yang tepat. Ini yang menjadi prinsip utama dalam ‘PLASTIC REBORN 2.0’. Sehingga yang akan menjadi fokus utama dari ‘PLASTIC REBORN 2.0’ adalah kolaborasi dari para startup penggiat sampah yang akan bersinergi untuk membangun “market place” yang lebih efisien untuk sistem persampahan dan daur ulang.”

Dalam PLASTIC REBORN 2.0 adalah mengajak dan membina talenta-talenta muda – penggiat sampah Indonesia untuk berkolaborasi menghasilkan solusi pengumpulan limbah kemasan yang berorientasi pada penggunaan teknologi, dengan pendekatan unik akselerasi bisnis berbasis limbah.

Ujang Solihin Sidik, KASUBDIT Barang dan Kemasan Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK, menegaskan: “Pemerintah menyambut baik setiap upaya kolaboratif untuk mendorong terciptanya praktik pengelolaan sampah yang holistik dan berkelanjutan, termasuk peran dan inisiatif pelaku usaha sebagai perwujudan tanggung jawab dalam pengurangan sampah sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundangan pengelolaan sampah. Saat ini peta jalan pengurangan sampah oleh produsen sedang dalam proses finalisasi, diharapkan peta jalan tersebut akan menjadi landasan bagi para produsen dalam menyusun dan melaksanakan program kegiatan pengurangan sampah yang berasal dari produk dan/atau kemasan. Bentuk pengurangan tersebut meliputi pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah melalui upaya kreatif dan inovatif dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.”

Ancora Foundation sebagai mitra CCFI di PLASTIC REBORN 2.0 berperan sebagai pelaksana yang memiliki fungsi untuk, yakni ENGAGE (fase seleksi & pitching), NURTURE (fase akselerasi) dan ADVANCE (fase amplifikasi). Ancora Foundation telah mengidentifikasi dan menyeleksi 20 organisasi yang berfokus pada pemanfaatan teknologi dalam hal sistem pengumpulan dan recycling sampah di Indonesia untuk dapat masuk ke dalam PLASTIC REBORN 2.0.

Ahmad Zakky Habibie, Chief Operating Officer Ancora Foundation menjelaskan, “Tidak mudah bagi kami dan CCFI dalam menyeleksi proposal yang masuk dari para penggiat sampah di Indonesia. Setelah melalui beberapa tahap, kami memutuskan bahwa Clean Up, Mall Sampah dan Gringgo merupakan 3 (tiga) startup terpilih dengan proposal bisnis terbaik yang akan bersama-sama menjalankan kolaborasi di PLASTIC REBORN 2.0.”

PLASTIC REBORN 2.0 memberikan hibah (grant) kepada 3 (tiga) startup terpilih sebesar total USD 250,000. Dana tersebut akan dimanfaatkan oleh ketiga startup terpilih untuk meningkatkan kapabilitas perusahaan serta mengembangkan model bisnis dalam hal sistem pengumpulan dan pemrosesan limbah yang lebih baik. Selain itu, program ini juga memfasilitasi para startup untuk mengikuti program akselerasi bisnis melalui kegiatan lokakarya dan bimbingan dari para mentor profesional serta mengembangkan jaringan bisnis mereka melalui Coca‑Cola Foundation dan Ancora Foundation.

Saat ini, PLASTIC REBORN 2.0 telah memasuki fase akselerasi yang telah berjalan dari bulan Juni 2019 dan akan berlanjut hingga bulan Februari 2020. PLASTIC REBORN 2.0 merupakan satu-satunya program yang memberikan grant, in-depth mentoring serta kesempatan kolaborasi diantara mereka untuk menciptakan “market place” dalam sistem persampahan dan daur ulang di Indonesia.

“Kami senantiasa berupaya untuk berhasil mewujudkan visi kami yaitu World Without Waste. Melalui PLASTIC REBORN kami berharap dapat memberikan pemahaman baru bahwa kemasan plastik bekas pakai sebenarnya dapat ‘dihidupkan kembali’ menjadi barang bernilai tinggi, bahkan dapat digunakan untuk membangun lingkaran ekonomi yang baru.” tutup Triyono Prijosoesilo.