lorem ipsum

Coca‑Cola Serukan Gerakan Plastic Reborn #BeraniMengubah

12-06-2019

Sebagai komitmen Coca‑Cola untuk turut aktif mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia

Jakarta, 13 Juni 2019 – Dalam mewujudkan World Without Waste, hari ini Coca‑Cola Indonesia menyerukan gerakan Plastic Reborn #BeraniMengubah – sebuah inisiatif peduli lingkungan untuk berkontribusi dalam mengatasi sampah plastik di dalam kehidupan sehari-hari. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk turut aktif dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia.

Gerakan Plastic Reborn #BeraniMengubah menghadirkan rangkaian kegiatan edukasi dan diskusi bersama para pakar, yang bertujuan untuk menambah wawasan peserta mengenai kemasan plastik, diskusi penanganan dan manajemen sampah plastik dengan konsep circular economy. Kegiatan edukasi ini juga diisi dengan kegiatan lokakarya kreatif dan edukatif yaitu daur ulang sampah botol plastik menjadi barang yang memiliki nilai baru bersama peserta.

Gerakan Plastic Reborn #Berani Mengubah, hari ini menghadirkan; Professor Enri Damanhuri, Guru Besar Pengelolaan Udara dan Limbah, Institut Teknologi Bandung, Triyono Prijosoesilo, Public Affairs and Communications Director Coca‑Cola Indonesia, Gunawan Mangunsukarjo, Regional Technical Director Coca‑Cola Indonesia dan Iqbal Alexander, Pendiri Komunitas Kertabumi Klinik Sampah.

Jika dilihat dari sudut pandang industri, plastik merupakan bahan baku sehingga ada nilai ekonomi di dalamnya, sehingga memiliki nilai manfaat ekonomi tidak hanya untuk industri tetapi juga untuk masyarakat. Gunawan Mangunsukarjo, Regional Technical Director Coca‑Cola Indonesia, menyampaikan “Plastik merupakan inovasi luar biasa yang bersifat fleksibel, affordable dan tahan lama, karenanya penggunaan plastik dalam berbagai bentuk telah menjadi bagian tak terhindarkan dari kehidupan masyarakat modern.”

Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, saat ini kapasitas terpasang industri kemasan plastik mencapai 2,35 juta ton per tahun. Namun, utilisasinya sebesar 70 persen, sehingga rata-rata produksi mencapai 1,65 juta ton, sedangkan penyerapan tenaga kerjanya sekitar 350.000 orang.

Namun disisi lain, keuntungan dari penggunaan kemasan plastik juga memiliki dampak terhadap lingkungan. Sampah telah menjadi sebuah persoalan yang mendapat perhatian masyarakat global dalam beberapa waktu terakhir. Jumlah komposisi sampah plastik khususnya, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di wilayah DKI Jakarta pada tahun 2016 – 2017 menempati posisi kedua setelah sampah sisa makanan dengan jumlah sebesar 12.40%.

Professor Enri Damanhuri, Guru Besar Pengelolaan Udara dan Limbah, Institut Teknologi Bandung, menuturkan “Permasalahan sampah memang merupakan tugas dari seluruh pihak. Namun, penanganannya dapat dimulai dari individu masing-masing. Artinya semua orang Indonesia harus dapat mengelola sampahnya di sumber mereka sendiri, di rumah, sekolah atau kantor.”

Sampah plastik merupakan masalah lama dan edukasi harus terus dilakukan. Salah satu edukasi yang perlu terus diberikan ialah pentingnya membiasakan untuk tidak membuang sampah di mana saja, dan selanjutnya membiasakan untuk berperilaku bijaksana dalam menggunakan plastik termasuk dalam hal penanganan sampahnya.

“Faktor utama sampah tentu berasal dari perilaku masyarakat yang semakin konsumtif. Minimnya kesadaran dan pola pikir juga turut andil, hal ini bisa dicegah dengan memilah dan mengumpulkan sampah plastik dalam satu tempat. Selain itu diperlukan kerjasama dari pihak produsen, pengumpul sampah plastik (collector) sampai konsumen untuk berperan aktif dalam mendorong masyarakat berperilaku lebih bijaksana dalam penanganan sampahnya, melalui edukasi dan penegakan peraturan yang konsisten,” tambah Professor Enri Damanhuri.

Triyono Prijosoesilo, Public Affairs and Communications Director Coca‑Cola Indonesia, menjelaskan “Coca-cola Indonesia menegaskan komitmen perusahaan untuk turut aktif mengatasi permasalahan plastik di Indonesia. Hal ini sejalan dengan komitmen The Coca‑Cola Company yaitu World Without Waste. Visi perusahaan untuk mewujudkan World Without Waste dimulai dengan membangun pemahaman bahwa kemasan makanan dan minuman adalah bagian penting dari kehidupan masyarakat modern, namun juga tidak melupakan bahwa masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengurangi sampah kemasan secara global.”

Coca‑Cola bersama-sama dengan mitra pembotolan perusahaan memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:

  • Investing in the Planet” (investasi untuk Bumi): Setiap botol atau kaleng yang terjual oleh Coca‑Cola dan mitranya (Coca‑Cola system) secara global, kami bertujuan untuk membantu mengumpulkannya kembali agar kemasan tersebut dapat dimanfaatkan kembali dan memiliki masa hidup lebih dari satu kali. Melalui 3 pilar World Without Waste, Design-Collect-Partner, Coca-cola memiliki komitmen tinggi untuk melakukan pengumpulan (botol plastik) dan mendaur ulang setiap botol plastik yang terjual dan dikonsumsi oleh masyarakat di tahun 2030.
  • Investing in Packaging” (Investasi pada kemasan): The Coca Cola Company mendukung konsep circular economy melalui investasi multi-tahun dan jutaan dolar yang mencakup kerja berkelanjutan untuk membuat seluruh kemasan produk Coca‑Cola 100% dapat didaur ulang pada tahun 2025. Termasuk, menyertakan 50% konten daur ulang di seluruh kemasan pada tahun 2030.

“Kegiatan hari ini merupakan bagian dari program PLASTIC REBORN dengan menyerukan gerakan #BeraniMengubah yang mengedukasi dan mendorong para peserta untuk menjadi agen-agen perubahan dengan mulai berkontribusi dalam menangani sampah plastik di Indonesia. Karena sekecil apapun upaya yang dilakukan, bisa memberikan kontribusi dan diharapkan akan menjadi suatu gerakan besar yang dapat mengubah masa depan Indonesia menjadi lebih baik,” tutup Triyono Prijosoesilo.