Kolaborasi CCFI, Tokopedia, dan ASPPUK untuk Dorong Wirausaha Perempuan dan Difabel Indonesia
28-10-2020
Tahukah kamu? Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pada Pendapatan Domestik Bruto Indonesia mencapai 61,07%. Besarnya peranan UMKM di Indonesia ini turut pula meningkatkan serapan tenaga kerja hingga yaitu 97%. Makanya, tak salah untuk menaubatkan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi bangsa.
Namun, pertumbuhan pesat UMKM di Indonesia mengalami perlambatan akibat pandemi COVID-19. Hasil survei Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menunjukkan bahwa sekitar 70% UMKM terpaksa menghentikan kegiatan produksi sejak pandemi berlangsung. Makanya, Coca‑Cola Foundation Indonesia (CCFI) bersama Tokopedia dan Asosiasi Perempuan Pengusaha Usaha Kecil (ASPPUK) berkolaborasi untuk memberdayakan ribuan pegiat UMKM, terutama perempuan dan difabel, melalui program Perempuan Wirausaha Tangguh dan Kreatif.
“Pemberdayaan masyarakat melalui UMKM sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang berkelanjutan. Kolaborasi yang diinisiasi CCFI dengan Tokopedia dan ASPPUK diharapkan bisa memberikan akses pendampingan bisnis agar para pegiat usaha mikro, khususnya perempuan dan difabel, dapat lebih tangguh dan kreatif dalam menjalankan usaha mereka melalui e-commerce,” kata Direktur Public Affairs, Communications and Sustainability PT Coca‑Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo.
Di dalam program Perempuan Wirausaha Tangguh dan Kreatif ini, para wirausaha perempuan dan difabel diberikan pelatihan dan pendampingan bagaimana cara memasarkan produknya melalui Tokopedia. Tujuannya, para wirausaha dapat semakin berdaya dan menghasilkan pendapatan tambahan selama pandemi.
Dampak mengikuti program Perempuan Wirausaha Tangguh dan Kreatif
Upaya digitalisasi bisnis UMKM pun mulai membuahkan hasil yang positif. Mulai literasi digital yang semakin baik, hingga volume penjualan yang meningkat. Salah satu peserta Program Perempuan Wirausaha Tangguh dan Kreatif, Rofitasari Rahayu, juga merasakan hal yang sama.
Rofitasari Rahayu yang akrab disapa Ayu sendiri adalah seorang tuna rungu dan tuna wicara yang menjadi pemilik dari usaha Kerajinan Wayang Sodo. Dengan dibantu oleh tetangganya, ia menjalankan usaha pembuatan wayang yang kini telah dipasarkan di Tokopedia. Sebelumnya, ia hanya mengandalkan pameran dan workshop offline saja untuk memasarkan produknya. Setelah mendapatkan pendampingan pemasaran secara online, Ayu berhasil meningkatkan penjualan wayang buatannya.
Sementara itu, pemilik usaha Aulya Lurik, Suyatmi, yang juga menjadi peserta program mengungkapkan, “Lewat program dari CCFI, Tokopedia, dan ASPPUK ini, saya mendapat pendampingan serta wawasan baru untuk berani memulai usaha secara online. Melalui pendampingan ini, usaha saya yang awalnya sama sekali tidak dapat menghasilkan omzet akibat pandemi, kini perlahan mulai stabil bahkan mengalami peningkatan sebesar 10%,”
Bentuk pendampingan dalam program Perempuan Wirausaha Tangguh dan Kreatif
Program yang diselenggarakan oleh CCFI, Tokopedia, dan ASPPUK ini bukan hanya sekadar mengajak wirausaha perempuan dan difabel untuk melek digital saja. Mereka juga dibina, didampingi, dan dilatih dari awal hingga akhir agar bisa semakin berdaya.
Salah satu peserta program, Yomi Windi Asni pemilik usaha Sabun Langis mengatakan bahwa ia diajarkan dengan sangat detail. Mulai dari awal membuka akun seller di Tokopedia, mengunggah produk di tokonya, teknik foto produk yang memukau, hingga sampai menyelesaikan pesanan. Makanya, penjualan Sabun Langis perlahan mulai meningkat setelah bisnisnya terdampak cukup parah akibat pandemi.
Selain pendampingan, para peserta juga mendapatkan pelatihan-pelatihan khusus yang dijalankan oleh ASPPUK dan didukung oleh Coca‑Cola Foundation Indonesia serta Tokopedia. Bentuk dukungannya mulai dari pendanaan program, akses ke pasar online yang lebih besar, sampai penyediaan modul pelatihan yang aplikatif.
Tak berhenti sampai di situ saja, para peserta juga diberikan pendampingan tentang bagaimana cara mengurus toko online mereka. Layaknya toko offline, toko online juga membutuhkan perhatian khusus. Deputy Director ASPPUK, Mohammad Firdaus menjelaskan bahwa para peserta juga diberikan pelatihan tentang teknik menulis deskripsi produk untuk menarik minat pembeli, cara mengemas barang, cara mengakses bahan baku yang bagus, bahkan memberikan informasi seputar program permodalan dari pemerintah juga.
“Tokopedia sendiri fokus ke menyediakan modul. Jadi, pegiat UMKM dapat memanfaatkan platform digital dalam menjalankan bisnisnya. Di Tokopedia sendiri, tersedia banyak sekali mitra dari sisi perbankan atau lembaga finance untuk, misalnya, memberikan bantuan modal yang diperlukan untuk mulai berjualan di masa pandemi ini. Tapi tentunya ini adalah kolaborasi yang bukan hanya fokus ke modalnya saja, tapi juga keahlian maupun akses pasar,” terang VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak.
Targetnya, pelatihan ini bisa dijalankan selama satu tahun dengan diikuti oleh 2.500 peserta perempuan dan difabel.
Bagian dari program 5by20 The Coca‑Cola Company
Kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya Global Program 5by20 The Coca‑Cola Company yang menargetkan pemberdayaan ekonomi melalui peningkatan kemampuan dari lima juta pengusaha perempuan di seluruh dunia pada tahun 2020.
Program ini dijalankan oleh semua Coca‑Cola yang ada di berbagai negara di dunia dengan menyediakan akses ke keterampilan bisnis, layanan keuangan, aset dan jaringan dukungan rekan kerja dan mentor.
“Di Indonesia sendiri, untuk pemberdayaan wanita, kami sendiri sudah melakukannya sejak tahun 2013 dengan berbagai macam program. Kalau program Perempuan Wirausaha Tangguh dan Kreatif menjadi program yang agak berbeda karena kita mendorong ke arah e-commerce. Kita melihat ini merupakan suatu kesempatan untuk bagaimana kita bisa mendorong lebih banyak wirausaha-wirausaha wanita yang tangguh,” tutup Triyono.
Jadi, yuk dukung para wirausaha perempuan dan difabel yang tangguh ini dengan membeli produk mereka. Ayo buktikan bahwa kita #BanggaBuatanIndonesia!